Pengenalan lingkungan alam sekitar kepada anak merupakan salah satu komponen terpenting dalam pengembangan tujuan, isi dan proses pendidikan pada anak usia dini (PAUD). Esensi tujuan pendidikan pada anak usia dini diantaranya adalah membantu anak mengenali, memahami dan menyesuaikan diri secara kreatif dengan lingkungannya.
Lingkungan yang dimaksud memiliki konotasi pemahaman yang luas mencakup segala sumber yang ada dalam lingkungan anak (termasuk dirinya sendiri), lingkungan keluarga dan rumah. Pengamatan secara langsung terhadap lingkungan alam sekitarnya, akan menyebabkan kecerdasan anak, terutama kecerdasan terhadap pengenalan lingkungan sekitarnya akan berkembang dan tumbuh. “kecerdasan kinestetik, naturalis, spasial dan kecerdasan logis berkembang ketika anak melakukan tadabbur alam”.
1. Lingkungan Sekitar
Kondisi lingkungan yang sesungguhnya juga akan menarik perhatian spontan anak sehingga anak memiliki pemahaman dan kekayaan pengetahuan yang bersumber dari lingkungannya sendiri. Bahan-bahan pengajaran yang ada pada lingkungan sekitar anak akan mudah diingat, dilihat dan dipraktikan sehingga kegiatan pengajaran menjadi berfungsi secara praktis. Inti pengajaran sesungguhnya adalah mengajak anak pada kondisi lingkungan sesungguhnya. Alam sekitar merupakan apa yang ada diseputar kita, baik yang jauh maupun yang dekat dengan kita, baik masa silam maupun masa yang akan datang tidak terikat pada dimensi waktu dan ruang
Semua bahan yang ada di lingkungan sekitar anak dapat dipakai sebagai pusat minat atau pusat perhatian anak. Pada dasarnya belajar bagi anak PAUD tidak mesti di dalam kelas namun belajar dapat juga dilakukan di luar kelas, yang tentunya menjadi daya tarik bagi anak usia dini.
Belajar tidak mesti didalam kelas, belajar dapat juga dilaksanakan di alam bebas, tatkala anak-anak sudah jenuh didalam kelas kita sebagai guru dapat membawanya belajar dalam bentuk wisata untuk menumbuhkan minat belajar baru. Kita mengajak anak-anak pergi melihat fenomena-fenomena alam, belajar melalui wisata alam ini akan berkesan dalam pikiran anak, dan mengembangkan pemikirannya, merangsang mereka untuk berbuat karena mereka membuktikan dan menyaksikan sendiri kejadian alam yang terjadi disekitar merek
2. Pengenalan Alam Sekitar
Ketika mengajak anak usia dini untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga pengetahuan anak usia dini terhadap lingkungan bertambah, guru PAUD diharapkan mampu melakukan berbagai aktifitas yang mendorong semangat anak untuk mengetahui apa yang dilihatnya saat berintraksi dengan alam sekitarnya. Seperti mempelajari proses kehidupan yang terjadi di masyarakat, mempelajari masalah lingkungan alam sekitar, dan sebagainya. Pengenalan alam sekitar memberikan manfaat yang sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan emosional seorang anak.
Perkembangan aspek kognitif, emosi dan aspek lain sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan yang berpengaruh positif bagi individu akan memungkinkan berkembangnya potensi yang optimal. Anak usia dini dengan karakteristik khusus yang dimiliki, mempunyai cara belajar yang berbeda dengan tahap-tahap perkembangan selanjutnya, salah satu cara belajar anak usia dini adalah melalui bermain.
Pengenalkan akan dunia sekitar akan meningkatkan kepedulian anak terhadap alam sekitar, dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak yaitu, “Kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan dalam pengambilan keputusan."] sekaligus dapat meningkatkan perkembangan emosi anak. “Setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif yaitu perasan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi (menghayati) suatu situasi tertentu, baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam)”.
Pengenalan alam sekitar akan meningkatkan perkembangan anak yang lain seperti perkembangan sosial, pribadi dan perkembangan moral anak. Sehingga dengan pengenalan alam sekitar diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan yaitu mengenalkan dan meningkatkan kepedulian anak terhadap lingkungan dan alam sekitarnya.
Dengan pengenalan alam sekitar, contohnya dengan berkarya wisata semua anak-anak diharapkan berbaur (membangun kedekatan dengan temannya) sehingga anak akan menjadi satu kelompok. Anak-anak akan saling bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, seperti tugas yang diberikan guru kepada anak-anak untuk mengumpulkan daun-daun kering yang berserakan. Tentu tugas ini dapat dilakukan anak-anak secara berkelompok atau secara individual. Ketika anak-anak melaksanakan tugas yang diberikan guru, diharapkan anak-anak menyesuaikan diri dengan teman-temannya, berbaur dengan alam sekitar, sehingga interaksi diantara anak dengan alam sekitar serta dengan sesamanya akan semakin terjalin dengan baik.
3. Pembelajaran Melalui Alam Sekitar
Peranan guru sebagai fasilitator pendidikan untuk anak usia dini (anak usiaTK) harus mampu memberikan kemudahan kepada anak untuk mempelajari berbagai hal yang terdapat dalam lingkungannya.kita ketahui bahwa anak usia dini memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu serta memiliki sikap berpetualang serta minat yang kuat untuk mengobservasi lingkungan.[8] Pengenalan terhadap lingkungan disekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk mengembangkan minat keilmuan anak usia dini. Dalam upaya pengenalan dan peningkatan kepedulian anak terhadap lingkungan, seorang guru perlu memperhatikan bahwa:
1. Nilai-nilai lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan yang ada disekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat di optimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi anak usia dini. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak. Jumlah sumber belajar yang tersedia dilingkungan tidak terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar dalam lingkungan akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tak terbatas. Anak juga dapat mengoptimalkan potensi panca indranya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut. “informasi tentang keadaan lingkungan pegunungan misalnya: udara yang sejuk, pemandangan yang indah, penuh tanaman hijau, penuh lembah dan ngarai, jalannya yang berkelok-kelok dan naik turun”.
2. Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna. Sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip kekongkritan dalam belajar sebagai salah satu prinsip pendidikan anak usia dini.
Komentar
Posting Komentar